favorites

  • Writing, chatting, socializing

Selasa, 01 November 2011

Unknown


Surakarta, 26 Oktober 2011

Seperti akan ditinggal jauh
Jauh sekali
Ke negeri di antah berantah nun jauh disana
Padahal aku tahu
Disini tidak ada yang meninggalkan siapa
Entah aku siapa sehingga pantas untuk ditinggal

Aku hanya takut semakin jauh dan semakin tidak terjangkau
Semakin tidak terpertemukan
Semakin tidak tertakdirkan
Mungkin memang tak tertakdirkan

Tapi yang disini tetap begini, masih disini untuk begini
Masih ingin menjadi wisma
Masih ingin menjadi tong sampah tempat berkeluh
Masih ingin menjadi ilalang yang menghiasi senja

Jika masih ditakdirkan menjadi ilalang
Yang disini berjanji akan menemani hingga senja
Jikalau saja masih

Dalam menunggu
Semoga terpertemukan dengan jauh
Terjodohkan dengan senja
Terikatkan dengan sakral
Semoga..
Semoga terwujudkan

Sang Tunggu


Tuhan memberiku satu kesempatan untuk beranjak dari tunggu
Tapi aku urung
Aku masih berkecimpung dalam penghambaan sebuah tunggu
Aku tahu kereta yang sedang berjalan menjauh itu tak bisa ditunggu
Tak akan kembali dan berbalik
Tapi aku tak beranjak dari kursi tunggu
Sambil berproses,
 lekat-lekat aku mengamati
tetap melihat ke ujung stasiun
berharap kereta kembali..
entah berapa lama untuk kembali
kereta tak minta ditunggu dengan setia
ia bisa saja kembali dengan penumpang yang lebih baik
tapi aku tetap ingin menunggu
masih ingin menunggu dan mengamati lekat-lekat
ini adalah penghambaanku dalam sebuah tunggu


berharap untuk tahu ini
hanya sekedar tahu…


Bulan berwarna ungu


bulan berwarna ungu kala itu
saat ribuan angan membumbung tak terjamahkan
bulan masih berwarna ungu ketika aku mnydari sbuah ilusi kefanaan
dan bulan brubah kelabu saat aku berteriak riuh,melambai indah saat pertemuan senja itu
seiring waktu...
bulan mnjdi merah jambu
saat sorai mnyentuh dan mngjakku menari di setiap ujung senja,
saat dngin brbisik dikala merekahnya sang timur
bulan memerah indahnya
kini...
bulan kembali berwarna ungu
saat saat kini yg tak bsa dituturkan